SUMENEP. NETSATU.COM,- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumenep kembali mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan bagi masyarakat Sumenep yang dinilai tidak mampu, dalam hal ini kegiatan sosial kemasyarakatan tersebut mengadakan penyelenggaraan operasi gratis bagi anak-anak penderita celah bibir dan lelangit (cleft lip and palate) di wilayah Sumenep, termasuk kepulauan terpencil, kegiatan ini merupakan pemerataan akses layanan medis spesialis.
Pelaksanaan tersebut berlangsung pada tanggal 19-21 Juni 2025, kegiatan tersebut merupakan hasil sinergi strategis antara RSUD dr. H. Moh. Anwar, Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (UNAIR), serta Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Sumenep.
Kegiatan ini mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Dokter Gigi Kabupaten Sumenep dalam Manajemen Cleft dan Dental Emergency melalui Pendekatan Edukasi dan Intervensi Klinis,” kegiatan ini menyasar dua aspek penting, yakni tindakan medis langsung dan penguatan kapasitas SDM kesehatan lokal.
Kegiatan ini dibuka dengan proses skrining pada 19 Juni 2025. Dari hasil seleksi tersebut, 10 anak dari keluarga kurang mampu terpilih untuk menjalani operasi selama dua hari berturut-turut. Semua tindakan dilakukan secara profesional, dengan pendekatan medis yang menyesuaikan kondisi klinis masing-masing pasien.
drg. Hj. Ellya Fardasah, M.Kes., selaku Pelaksana Harian Direktur RSUD, melalui Kasi Informasi Erfin Sukayati, M.Kes., mengatakan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar bakti sosial.
“Ini bukan hanya operasi gratis. Ini adalah strategi transformasi layanan kesehatan, memastikan layanan spesialis menjangkau seluruh pelosok, termasuk wilayah kepulauan,” ujar Erfin.
Menurutnya, RSUD dr. H. Moh. Anwar berkomitmen menjadi pionir pelayanan inklusif dan kolaboratif. Operasi ini tak hanya berdampak pada perbaikan fisik anak, tetapi juga memulihkan psikologis mereka dan keluarga. “Kami melihat anak-anak yang tadinya tertutup dan minder, kini mulai tersenyum dan berani tampil. Ini adalah nilai yang tak ternilai,” tambahnya.
Tak berhenti pada tindakan medis, RSUD juga menggelar seminar ilmiah pada 21 Juni yang diikuti 70 dokter gigi dari berbagai fasilitas layanan di Sumenep. Seminar ini membahas dua isu krusial: manajemen kasus cleft lip and palate dan dental emergency. Tujuannya, memberikan pembekalan kepada dokter gigi lokal agar mampu menangani kasus-kasus serupa secara mandiri di daerah masing-masing.
Kegiatan ini sekaligus menandai pengakuan atas RSUD dr. H. Moh. Anwar sebagai rumah sakit daerah dengan kapasitas unggul dan kolaboratif. Penunjukan Sumenep sebagai lokasi kegiatan bukan tanpa pertimbangan, melainkan sebagai respon atas kebutuhan riil masyarakat serta keberhasilan RSUD dalam membangun jaringan pelayanan lintas kepulauan.
Dalam konteks geografis seperti Sumenep yang terdiri atas puluhan pulau, program ini menjadi jawaban atas kerinduan masyarakat akan layanan spesialis yang setara. Ke depan, RSUD berkomitmen memperluas cakupan program serupa agar tak satu pun warga, terutama anak-anak, tertinggal dalam hak dasar mereka mendapatkan layanan kesehatan berkualitas.
“Bismillah Melayani, bukan sekadar slogan. Ini adalah panggilan moral, bahwa rumah sakit daerah bisa dan harus hadir menjadi solusi,” pungkas Erfin.
( Red/Dav )








