SUMENEP, NETSATU.COM,- Program VIRAL (Visi Realisasi Digitalisasi Daerah) Sumenep 2025 yang merupakan salah satu program spektakuler yang resmi diluncurkan oleh Badan Pendapatan Daerah ( Bapenda ) Sumenep. program ini digadang-gadang menjadi peluncuran perdana digitalisasi pajak daerah pertama di Madura Jawa Timur.
Melalui program VIRAL Sumenep, Bapenda ingin seluruh sektor publik dari instansi, sekolah, hingga masyarakat umum terbiasa dengan sistem transaksi digital, Program ini bukan sekadar program seremonial biasa melainkan gerakan besar menuju era fiskal digital dan non-tunai.
“VIRAL SUMENEP ini bukan hanya program kerja, tapi gerakan bersama. Kami ingin membangun budaya digital di semua lini, supaya pajak makin mudah, transparan, dan cepat,” kata Kabid P3EPD Bappenda Sumenep, Suhermanto, SE, ME, mewakili Kepala Bapenda Faruk Hanafi, S. Sos, M.Si., Minggu (1)/10/2025).
Peluncuran program ini dimulai dengan High Level Meeting pada Senin, 20 Oktober 2025, di Aula Arya Wiraraja.
Pertemuan tersebut mempertemukan seluruh Kepala OPD untuk membahas percepatan digitalisasi keuangan daerah dan penerapan ekosistem fiskal non-tunai.
Rangkaian berikutnya pada 22–23 Oktober 2025, Bappenda menggelar pelatihan pembayaran pajak non tunai bagi bendahara sekolah.
Melalui pelatihan ini, sekolah didorong menjadi pionir penggunaan aplikasi ePAD, agar seluruh transaksi pajak bisa dilakukan tanpa uang tunai.
“Kalau dulu bayar pajak identik antre dan manual, sekarang cukup lewat ponsel,bayar pajak bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun,” jelas Suhermanto.
Masih dalam semangat VIRAL SUMENEP, pada 24 Oktober 2025, akan digelar Kompetisi Video Pendek untuk kalangan muda. Peserta ditantang menyampaikan ide kreatif seputar pajak digital dan ekonomi kreatif.
“Anak muda sekarang identik dengan kreativitas dan teknologi. Maka kami ajak mereka ikut menyebarkan semangat pajak digital lewat konten positif,” ucapnya.
Rangkaian dilanjutkan dengan Seminar Ekonomi Digital Madura di Aula UNIBA Madura pada 25 Oktober 2025, menghadirkan lebih dari 500 peserta dari kalangan akademisi, pelajar, hingga praktisi.
Tema yang diangkat: “Peluang, Tantangan, dan Arah Kebijakan Ekonomi Digital Daerah.”
Puncaknya akan digelar pada Minggu, 26 Oktober 2025, di Taman Bunga Sumenep melalui event spektakuler bertajuk “Sumenep Bergerak Digital.”
Kegiatan tersebut diawali dengan Senam dan Jalan Sehat bersama Bupati Sumenep, dilanjutkan Launching e-SPPT PBB-P2 berbasis QRIS, Bazar QRIS Experience, serta pengumuman pemenang lomba video pendek.
“Lewat e-SPPT ini, masyarakat cukup scan QR Code untuk bayar pajak. Tidak perlu antre dan langsung tercatat otomatis dalam sistem kami,” tutur Suhermanto.
Tak hanya kegiatan, Bappenda juga menyiapkan infrastruktur digital canggih untuk menopang sistem baru ini. Empat unit komputer berperforma tinggi telah dipasang, masing-masing dibekali Intel i5-12400F, Zotac RTX 4060 8GB, dan SSD NVMe 512GB.
“Komputer ini kami siapkan bukan untuk gaya-gayaan. Ini pondasi sistem pajak real-time agar setiap rupiah pajak bisa dipantau dan terekam akurat. Kami ingin Sumenep punya command center fiskal digital yang kuat dan berkelanjutan.” tegasnya.
Dengan sistem baru ini, data pajak akan tersaji secara real-time, mempercepat pengawasan dan meningkatkan transparansi.
Program VIRAL SUMENEP menjadi bagian dari visi besar Sumenep Smart Region 2025 di mana semua layanan pajak dan retribusi daerah terhubung dalam satu sistem digital berbasis data.
“Kita ingin masyarakat merasakan langsung manfaat teknologi. Tidak perlu datang ke kantor, cukup dari rumah semua bisa dilakukan. Ini bukan proyek jangka pendek, tapi awal dari transformasi besar daerah menuju era digital.” ungkapnya.
Dengan berbagai inovasi dan semangat kolaborasi, Sumenep dipastikan menjadi ikon digitalisasi fiskal di Pulau Madura dan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.
“Dari Sumenep, kita ingin menularkan semangat perubahan digital ke seluruh Indonesia,” pungkas Suhermanto.
Program VIRAL SUMENEP menjadi bukti bahwa daerah ujung timur Madura mampu tampil di garis depan revolusi digital pemerintahan, dengan kombinasi inovasi, transparansi, dan pelayanan publik berbasis teknologi.
(Redaksi)








