SUMENEP, NETSATU.COM – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, terus mencanangkan program pengembangan desa wisata yang merujuk pada konsep Pentahelix Tourism atau pariwisata kolaboratif, melalui Festival Desa Wisata Sumenep 2024.
Terbukti pada acara pagelaran festival yang bertajuk ‘Lets Grow Up Your Village by Pentahelix’ tersebut direncanakan akan dilaksanakan esok selama 3 hari berturut-turut, mulai 27-29 Juni 2024, berlokasi di Alun-alun Taman Adhipura Kota Sumenep.
Secara definisi, Pentahelix Tourism merupakan sebuah model pengembangan dunia pariwisata kolaborasi yang melibatkan 5 elemen utama dalam pembangunan yaitu Pemerintah, Komunitas atau Masyarakat, Akademisi atau pakar, Pengusaha dan Media.
Pendekatan yang seperti ini oleh Pemerintah setempat, dianggap lebih holistik karena melibatkan berbagai perspektif dan keahlian, sehingga solusi yang dihasilkan nantinya dapat lebih komprehensif dan tepat sasaran dalam pembangunan pariwisata di Kota Keris.
Model ini juga bertujuan untuk menciptakan sinergitas antara berbagai pemangku kepentingan agar pembangunan dapat berjalan lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan. Berikut penjelasan singkat dari masing-masing elemen dalam Pentahelix Tourism, menurut Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep, H. Mohammad Iksan.
Pemerintah berperan sebagai pembuat kebijakan atau regulator, dan koordinator sekaligus kontroler. Untuk mewujudkannya, menjadi penting partisipasi dan keterlibatan komunitas dalam proses pembangunan tersebut.
Seperti diketahui, pada konteks pembangunan dunia pariwisata, komunitas dapat berperan sebagai akselerator atau bertindak sebagai perantara antara pemangku kebijakan untuk melancarkan proses usahanya.
“Dalam hal komunitas ini, merupakan kelompok orang yang memiliki minat yang sama dengan pemerintah, dalam pengembangan potensi pariwisata yang akan kita kembangkan,” ucap H. Iksan.
Adapun peran akademisi atau pakar, sambungnya, ialah sebagai konseptor yang menyediakan riset, data, dan pengetahuan ilmiah dengan tujuan untuk membantu pengelolaan desa wisata. Hal tersebut juga untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Selain itu, tentunya juga dibutuhkan kehadiran dunia usaha untuk melakukan investasi dan inovasi yang dapat mendukung pembangunan ekonomi. Amatlah penting sektor swasta pada konteks pengembangan dunia pariwisata, yakni pengusaha yang berperan sebagai enabler.
“Peran sektor swasta (investor) merupakan entitas yang melakukan proses bisnis dalam menciptakan nilai tambah untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam konteks pengembangan dunia pariwisata, media (pers) juga menjadi penting perannya sebagai expender untuk menyebarkan informasi dan edukasi publik, serta menjadi pengawas dalam setiap proses pembangunan dunia pelancongan di Bumi Arya Wiraraja tersebut.
“Media berperan dalam mendukung publikasi dan promosi produk yang dihasilkan oleh masyarakat, karena dengan kemudahan akses informasi menjadi salah satu faktor pendukung bagi datangnya kolaborator baru yang bisa mendukung berkembangnya dunia pariwisata di Kota Keris,” tukasnya.
“Dengan pendekatan Pentahelix Tourism, diharapkan tercipta kolaborasi yang sinergis untuk mengembangkan Desa Wisata secara berkelanjutan dan komprehensif,” imbuhnya.
Ia juga menyebut, bahwa pendekatan ini memungkinkan setiap pemangku kepentingan berkontribusi sesuai dengan perannya masing-masing, sehingga pembangunan Desa Wisata di Kabupaten ujung timur Pulau Madura tersebut dapat berjalan sesuai harapan.
Sementara itu, dilansir dari laman Go Sumenep, Festival Desa Wisata Sumenep 2024 ini menawarkan berbagai destinasi wisata hingga atraksi budaya berbasis masyarakat dan kearifan lokal. Didalamnya juga terdapat berbagai kegiatan nantinya, mulai dari pentas seni tradisional, UMKM kuliner, musik tong-tong, multi produk bazar hingga pameran 27 potensi desa.
Diketahui, festival tersebut merupakan bagian dari kegiatan Sumenep Calendar of Event 2024. Salah satu tujuan dari pagelaran yang diiniasi oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep ini, digelar untuk menarik wisatawan Indonesia hingga mancanegara.
Dengan acara ini juga, diyakini mampu memberikan suatu pengenalan juga pemahaman bagi masyarakat, cara untuk mengelola wisata. Dampaknya, diminati banyak orang serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar.
“Kita dorong masyarakatnya, harus punya kemampuan mengelola wisata, atraksi budaya, produk UMKM. Kalau bisa tidak hanya ditonton, tetapi wisatawan ikut terlibat dalam atraksi budaya,” kata Bupati Sumenep, H. Achmad Fauzi Wongsojudo.
“Ketika di setiap wisata lengkap, pengunjung mudah mengingat dan bisa-bisa kembali menikmatinya bersama orang banyak,” tambahnya.
Bupati muda yang akrab disapa Bupati Wongsojudo itu mengungkapkam, wisata Sumenep sudah masuk 500 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia disingkat AWDI dari Kemenparekraf. Hal ini perlu terus didorong agar bisa tembus peringkat yang lebih memuaskan.
Keterlibatan banyak kalangan, utamanya perhotelan di Kota Keris ini menjadi bagian penting. Ketika ada pengunjung bermalam di tempat itu, sembari mempromosikan wisata yang ada.
“Misalnya, gambar-gambar wisata diletakkan di pintu masuk hingga kamar hotel. Jadinya, wisatawan itu tertarik untuk berkunjung,” ungkap Bupati Wongsojudo.
Untuk diketahui, Disbudporapar Kabupaten Sumenep mencatat per Maret 2024, jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi wisata di Kota Keris termasuk ke pagelaran Sumenep Calender of Event 2024 telah mencapai angka 254.128 domestik dan 94 WNA.
( Red/Dav )