SUMENEP, NETSATU.COM,- Pekerjaan mulia para guru mengaji terkadang luput dari perhatian. Padahal, mereka rela menyita waktu demi mendidik ilmu dasar agama, kepada murid-muridnya. Salah satunya yang dilakoni Ust. Muhammad Dhofir putra asal Dusun Bujaan RT 003 RW 001, Desa Lapa laok, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu (03/01/24 ).
Ust. Dhofir panggilan akrabnya, Selain melakukan tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga yang baik, dengan kesehariannya membantu istri menjual pentol sosis, ia juga mendedikasikan dirinya menjadi pengajar ngaji bagi anak-anak di kampung halamannya.
“Alhamdulillah saya mengajar ngaji sejak tahun 2017 sejak lepas mondok di PP Ainul Yaqin Lambi Cabbi Gapura dan Sidogiri Pasuruan,”ungkap ust Dhofir pada Media ini.
Di TPA Ainul Ulum yang dibangun bersama istrinya ini, Ust. Dhofir setiap ba’da Maghrib mengajar sekitar 18 anak. Mereka adalah anak-anak dari Desa Lapa Laok, anak yatim piatu dan masyarakat umum. Ust. Dhofir bekerja tanpa pamrih, tanpa gaji maupun honor. Padahal, di balik semua itu, sebenarnya apa yang dibaktikan oleh guru-guru ngaji turut membantu pula pekerjaan pemerintah. Di mana terbangun suatu upaya, bahwa segenap masyarakat harus pula mendapatkan pendidikan dasar agama, mendampingi pendidikan umum.
“Saya ingin mengabdikan diri di masyarakat, agar sedikit ilmu yang saya miliki dapat menjadi pondasi bagi anak-anak dan sebisa mungkin dapat menuntun mereka agar bermanfaat bagi keluarga, agama dan bangsa,” pungkasnya.
Ust Dhofir, yang dikenal ramah dan sederhana ini mengaku akan tetap konsisten mengajar anak-anak agar tak hanya bisa membaca, namun juga berakhlak sebagaimana diajarkan dalam Alquran. Ia bekerja keras mendidik anak-anak, walau bayarannya sebagai guru mengaji hanya ucapan terima kasih.
( Amin/Red )